Luka


Jalanan Ambon penuh basah

sampah berserakan di mana-mana

langit sedikit cahaya

bulan sedikit berduka

orang-orang berlomba menjadi paling disuka

pipi-pipi menjadi merah

tubuh-tubuh menjadi amarah

sedang kening manismu tergaris

dan matamu hangatmu menangis

entah mengapa sungai ada di wajahmu

dan lekaslah rindu memburu

rindu akan masa lalu

rindu akan waktu 

saat dirimu tidur terlelap

tanpa takut bangun pagi

tanpa ragu bermimpi lagi

tanpa terbangun dan menyadari

jika sendiri adalah sepi

dan sepi adalah badai

yang memburu kau

hingga tubuhmu membiru

melukai senyum hangatmu

matahari berduka

langit terluka


duka

perasaan yang paling tak suka

tetapi paling dirindukan

setiap kali aku berduka

gembira menjadi luka

suka menjadi marah

segalanya berubah

makanan menjadi hambar

ditelan seperti tak ada rasa

sebab membuka perasaan

membuat luka semakin mendalam


ada kata pepatah masa depan

jika kau harus mencintai lukamu

tapi jika mencintai adalah memiliki

masakan iya tubuhku harus selalu dilukai

jika luka adalah tempat belajar

masakan iya aku belajar tanpa akhir


tubuh terluka

ada beberapa dari mama

ada banyak dari papa

tapi paling banyak dari diriku sendiri

begitulah memburuku


Katanya waktu menyembuh

tapi mengapa waktu malahan membawa aku menjauh

dari segala yang mencintaiku?


Jika luka memang memberi ajar

aku tidak mau diajar terus menerus

sesekali peluk lah tubuhku

pertama oleh diriku

kedua oleh hatiku

ketika oleh mereka yang mendengaran aku


kau

terus bertumbuh


Ambon, 6 Agusuts 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar