suatu waktu bapa membawa lima ekor ikan lema
lima ikan ini ditangkap saat gelombang timur sedang bergelora
bapa hanya bisa menangkap lima ikan
soalnya saat menjaring lebih banyak botol plastik di lautan
dan ikan-ikan tidak bisa makan plastik
saat lautan mulai tenang, bapa lalu pulang
di depan pantai, mama menunggu dengan resah dan bahagia
perahu bapa semakin mendekat
sembari memberi senyum hangat ke pantai
bapa bersyukur karena bagi bapa, berapa pun ikan yang ditangkap
kembali dengan selamat di pelukan mama dan kedua anak adalah yang paling utama
mama berkata dalam hati: “tete manis, danke banya beta suami su sampe.”
lalu,
bapa dan mama mendorong perahu ke pantai
mereka berdua berjalan ke rumah
sesampai di rumah, kedua anak berlari kegirangan melihat lima ekor ikan yang ditangkap oleh papa
si adek berkata: “yeahhh bawa pulang ikang e!’
si kaka berkata: “beta papa paling hebat e bisa tangkap ikan!”
mereka lalu memeluk papa meski hanya sebentar
soalnya papa bilang: “jang polo papa lama-lama, papa ada bobo anyer ikan deng air masing.”
si adek menjawab: “seng apa papa, kan beta bangga deng papa.”
si kaka lanjut berkata: “iyo papa e, kaka jua e bangga deng bapa, barang bapa su bawa ikang ini. kaka sah tangkap ikang di kali, seng dapa-dapa.”
dari kejauhan mama tersenyum melihat suaminya dan anak-anak saling bercerita dengan penuh cinta. dalam hatinya, mama sangat bersyukur karena mama tahu, bau anyer ikan dan air masing itu berasal dari gelombang timur yang membasahi tubuh kekasihnya, hanya untuk mengasapi dapur mereka.
papa lalu berkata: “ade deng kaka, dong dua bawa ikang 2 ekor ini ka ibu pendeta rumah e. bilang itu papa tangkap tadi malam. jang lupa bilang terima kasih untuk ibu pendeta e.”
lalu si ade dan kaka, masing-masing membawa satu ikan ke ibu pdt.
sedangkan mama lalu ke dapur dan membuat satu beker kopi hitam panas, tanpa gula. sejak dulu mama memang selalu membuat kopi tanpa gula untuk papa. soalnya suatu kali, bapa pernah berkata ke mama: “ma, memang kopi ini akang pahit e, maar tiap kali papa minum lalu lia mama pung senyum,
kopi ini akang manis lebih dari sagu gula lai.” “hayo e, papa pung kata-kata ini e…” mama tersenyum tersipu malu.
saat kedua anak sudah membawa 2 ikan ke rumah pendeta, papa lalu pergi ke dapur mengikuti mama. sesampai di dapur, mama sudah menyiapkan kopi hitam panas, dan dua buah lempeng sagu.
mama berkata: “papa, mari colo sagu dua ini dolo. sambil beta asar ikang tiga ekor itu”
papa menjawab: “danke mama manis.”
“hayoeee laki-laki laipose e.” mama menjawab
papa tersenyum mendengar itu. lalu papa berkata lagi: “mama mari lalu katong berdoa di meja makan lalu katong makan sagu ini sama-sama. Katong berdoa e:.
Tuhan Yesus, danke su antar pulang beta sampai selamat dari cari berkat di laut. danke su kasi katong makanan yang cukup. berkati katong keluarga. dalam nama Tuhan Yesus amin.”
yang tidak diketahui papa dan mama, kalau si adek dan kaka dari tadi sudah datang dan melihat kedua orang tuanya berdoa bersama-sama di meja makan sambil berpegang tangan. si adek dan kaka tersenyum manis melihat itu.
“Selamat makan, papa dan mama!”
begitu cerita keajabian-keajabian dari lima roti dan dua lempeng sagu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar